Rabu, 17 Agustus 2011

Uji Realibilitas Instrumen

Uji Realibilitas Instrumen

Quantcast
Realibilitas tes merupakan ukuran sejauh mana alat ukur tersebut memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Suatu tes dikatakan memiliki tingkat realibilitas yang tinggi apabila pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tes tersebut terhadap subjek yang sama akan memberikan hasil yang sama atau mendekati sama. 
Teknik yang digunakan untuk menentukan realibilitas tes uraian  dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu: r11 


Keterangan:
  •  r11 = realibilitas yang dicari.
  • = jumlah varians skor tiap-tiap item.
  • = varians total.
Dimana:
           
Keterangan:
  • = varians total.
  • ∑X2 = jumlah kuadrat skor total.
  • (∑X)2= kuadrat jumlah skor total.
  • N= jumlah peserta tes.

http://biologypedia.wordpress.com/2011/01/30/uji-realibilitas-instrumen/ 

Minggu, 14 Agustus 2011

Analisis Soal

Salah satu instrumen perangkat pembelajan (selain Silabus dan RPP) adalah soal. Soal-soal tersebut digunakan untuk melakukan uji kompetensi terhadap suatu mata pelajaran dan atau Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan analisis soal dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kelayakan soal untuk diujikan; apakah soal tersebut dapat diterima, perlu direvisi, atau bahkan tidak dapat digunakan sama sekali.
Pada umumnya analisis soal dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu:

1. Analisis Kualitatif
Yaitu berupa penelaahan yang dimaksudkan untuk menganalisis soal ditinjau dari segi teknis, isi, dan editorial.
  • Analisis secara teknis dimaksudkan sebagai penelaahan soal berdasarkan prinsip-prinsip pengukuran dan format penulisan soal.
  • Analisis secara isi dimaksudkan sebagai penelaahan khusus yang berkaitan dengan kelayakan pengetahuan yang ditanyakan.
  • Analisis secara editorial dimaksudkan sebagai penelaahan yang khususnya berkaitan dengan keseluruhan format dan keajegan editorial dari soal yang satu ke soal yang lainnya.
Analisis kualitatif lainnya dapat juga dikategorikan dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Analisis materi dimaksudkan sebagai penelaahan yang berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan dalam soal serta tingkat kemampuan yang sesuai dengan soal. Analisis konstruksi dimaksudkan sebagai penelaahan yang umumnya berkaitan dengan teknik penulisan soal. Analisis bahasa dimaksudkan sebagai penelaahan soal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD. Analisis kualitatif sering pula dinamakan sebagai validitas logis (logical validity) yang dilakukan sebelum soal digunakan.

2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif berfungsi untuk mengetahui sejauh mana soal yang dibuat dapat membedakan antara peserta ujian yang kemampuannya tinggi dengan peserta tes dengan kemampuannya rendah. Analisis soal secara kuantitatif sering pula dinamakan sebagai validitas empiris (empirical validity) yang dilakukan untuk melihat lebih berfungsi tidaknya sebuah soal setelah soal itu diujicobakan kepada sampel yang representatif.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT SOAL
1. Membuat kartu soal
Kartu soal merepresentasikan SK/KD maupun indikator yang akan diujikan; termasuk akan dimasukkan kenomor berapa dan dalam bentuk apa (uraian atau pilihan ganda). 

2. Membuat kisi-kisi soal
Kisi-kisi soal adalah gambaran soal yang akan diujikan. Dalam kisi-kisi biasanya terdapat nama SK/KD, jumlah soal, bentuk soal (pilihan ganda dan atau uraian), tingkat kesulitan (mudah, sukar, sedang) dan aspek kognitif (ingatan, pemahaman, analisis) dengan prosentase tertentu.

3. Butir soal
Yang terdapat dalam butir soal, selain uraian pertanyaan adalah keterangan berupa tingkat kesulitan dan aspek kognitif soal.

4. Kunci jawaban
Kunci jawaban harus dibuat, terutama jika yang mengoreksi soal bukan orang yang membuat soal.

5. Norma penilaian
Norma penilaian digunakan untuk menentukan poin atau nilai tiap butir soal.

Perlu diketahui bahwa contoh kartu soal, kisi-kisi, butir soal, kunci jawaban dan norma penilaian tersebut merupakan satu kesatuan dari soal KKPI kelas X semester 2.


Makalah Teknik Pengumpulan Data Tes

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan, tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan kemampuan atau perilaku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan kegiatan belajar. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran serta kualitas proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, perlu dilakukan suatu usaha penilaian atau evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Kegunaan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan, juga dapat mengetahui bagian-bagian mana dari program pengajaran yang masih lemah dan perlu diperbaiki.
Salah satu cara yang digunakan dalam evaluasi diantaranya dengan menggunakan teknik pengumpulan data tes, melalui tes kita dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima pelajaran yang telah diberikan. Mengingat pentinganya tes dalam evaluasi maka pemakalah ingin mengambil tema “Teknik Pengumpulan Data Tes”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah tes itu?
2. Apa saja bentuk-bentuk tes itu?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan masing-masing tes?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes
Tes secara harfiah berasal dari bahasa perancis kuno “testum” artinya piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki seseorang atau kelompok.
Tes juga dapat didefinisikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan untuk mengukur aspek perilaku tertentu dari orang yang dikenai tes.
Biasanya dalam kegiatan proses belajar mengajar, murid diberikan sejumlah pertanyaan atau tugas dari guru. Pertanyaan tersebut dapat dalam bentuk pertanyaan dikelas, tugas pekerjaan rumah (PR), atau bentuk lain yang tujuannya untuk mendapatkan informasi tertentu, sesuai dengan isi tugas yang ada. Tindakan yang demikina itu merupakan bentuk-bentuk tes tulis.
B. Bentuk-bentuk Tes
Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu :
1. Tes tertulis (written tes) : suatu tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara tertulis . Tes tertulis mempunyai 2 macam:
a. Tes obyektif: tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat terbatas.
Tes ini dibuat sedemikian rupa, sehingga hasil tes tersebut dapat dinilai secara obyektif, dinilai oleh siapapun akan menghasilkan nilai yang sama. Tes objektif jawabannya ringkas dan pendek (short answer test).
Bentuk bentuk tes obyektif ini adalah :
(1) Bentu benar salah (true false)
Contoh : Lingkarilah B bila pertanyaan ini benar, atau S bila pertanyaan tersebut salah.
B-S Hukum memberi hadiah adalah sunah muakkad.
(2) Bentuk pilihan ganda ( multiple choice)
Contoh : berilah tanda (x) huruf a, b, c, d pada jawaban yang benar!
Wajib megerjakan ibadah haji bagi orang yang…………
a. Tua c. kaya
b. Mampu d. suka
(3) Bentuk menjodohkan (matching)
Contoh : Jodohkan soal bagian A dan B
Bagian A
- Beragama islam
- Berdiri bagi yang kuasa
- Menahan keluarnya hadast Bagian B
- makruh dalam sholat
- Rukun dalam sholat
- syarat dalam sholat
- sunnah dalam sholat
(4) Bentuk melengkapi (completion)/jawaban singkat
Contoh : umrah sering disebut dengan…………….
Presiden RI saat ini ialah………………..
b. Tes Subjektif/Essai : tes tertulis yang meminta siswa memberikan jawaban berupa uraian atau kalimat yang panjang-panjang. Panjang pendeknya tes essai adalah relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes.
Bentuk-bentuk tes subjektif ini adalah :
(1) Essai bebas, yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab dengan uraian secara bebas. Sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Contoh : Apa yang terjadi apabila pemerintahan suatu negara dipimpin oleh seorang diktator?
Kelemahan dalam bentuk ini adalah sukar menentukan standar jawaban yang benar sebab jawaban siswa sifatnya beraneka ragam.
(2) Essai terbatas, yakni yang soalnya menuntut jawaban dalam bentuk uraian yang telah terarah. Tes uaraian ini lebih mudah memeriksanya, karena dapat lebih mudah ditetapkan standar jawaban yang benar.
Contoh : Sebutkan ciri-ciri seorang pemimpin yang bersifat diktator?
2. Tes Lisan (oral test) : Tes lisan sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang terkait dengan kemampuan komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa baik secara individual ataupun kelompok.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes lisan :
a. Janganlah guru membentak siswa karena siswa itu memberikan jawaban yang menurut penilaian guru merupakan jawaban yang salah.
b. Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu seorang murid yang sedang dites dengan memberikan kunci-kunci jawaban tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati pada murid itu.
Contoh bentuk tes lisan :
Guru dikelas bertanya pada siswanya :
“sebutkan Rukun-rukun dalam sholat!”
3. Tes Perbuatan : Digunakan untuk mengukur hsil belajar yang menyangkut domain ketrampilan (skill) atau perilaku (behavior). Tes perbuatan bisa berupa tulis dan lisan. Tes ini juga dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, baik secara individual maupun secara kelompok. Contoh : siswa diminta memperagakan tata cara pelaksanaan sholat jenazah beserta bacaannya.
C. Kelebihan dan kekurangan masing-masing tes
1. Tes tulis
Tes obyektif Tes Subyektif
1. Dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas
2. Pemeriksaannya cepat dan obyektif
3. Siswa dapat menebak jawaban
4. Dalam menyusun soal lebih sulit
5. Yang diukur cenderung aspek kognitif tingkat rendah
6. Tidak menuntut penalaran siswa
7. Tidak membutuhkan pemikiran analistis maupun sistematis 1. Cakupan materi terbatas atau sempit
2. Pemeriksaan cenderung lama dan subyektif
3. Siswa tidak dapat menebak jawaban
4. Dalam menyusun soal lebih mudah
5. Yang diukur cenderung tingkat kecerdasan kognitif tinggi
6. Menuntut penalaran siswa
7. Dapat melatih siswa berfikir logis, analistis, dan sistematis
Ket : apa yang menjadi kelebihan dalam tes objektif merupakan kelemahan dalam tes subjektif dan sebaliknya.
2. Tes lisan
- Kelebihan tes lisan adalah : Bisa mengetahui kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat secara langsung dan dapat diketahui penguasaan siswa secara tepat.
- Kelemahan tes lisan adalah : Membutuhkan waktu yang relatif lama, dan seringkali siswa kurang bebas dalam mengemukakan pendapat.
3. Tes perbuatan
- Kelebihan tes perbuatan yakni : Merupakan alat paling tepat terbentuk atau tidaknya ketrampilan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tes perbuatan juga dapat membantu pergantian suasana sehingga kejenuhan dapat dikurangi atau dihilangakan.
- Kelemahan tes perbuatan yakni : Tidak semua bahan ajaran dapat diungkap dengan tes perbuatan. Tes perbuatan juga membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya yang cukup banyak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tes juga dapat didefinisikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan untuk mengukur aspek perilaku tertentu dari orang yang dikenai tes
2. Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu :
a. Tes tertulis (written tes) : suatu tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara tertulis. Tes tertulis mempunyai 2 macam:
(a) Tes obyektif
(b) Tes Subjektif/Essai
b. Tes Lisan (oral test) : Tes lisan sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang terkait dengan kemampuan komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji siswa baik secara individual ataupun kelompok.
c. Tes Perbuatan : Digunakan untuk mengukur hasil belajar yang menyangkut domain ketrampilan (skill) atau perilaku (behavior)
3. Kelebihan dan Kekurangan
a. Tes Tulis
Tes obyektif : Pemeriksaannya cepat dan obyektif, Siswa dapat menebak jawaban
Tes Subyektif : Pemeriksaan cenderung lama dan subyektif Siswa tidak dapat menebak jawaban
b. Tes lisan
Kelebihan tes lisan adalah : Bisa mengetahui kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat secara langsung dan dapat diketahui penguasaan siswa secara tepat.
Kelemahan tes lisan adalah : Membutuhkan waktu yang relatif lama, dan seringkali siswa kurang bebas dalam mengemukakan pendapat
c. Tes Perbuatan
Kelebihan tes perbuatan yakni : Merupakan alat paling tepat terbentuk atau tidaknya ketrampilan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tes perbuatan juga dapat membantu pergantian suasana sehingga kejenuhan dapat dikurangi atau dihilangakan.
Kelemahan tes perbuatan yakni : Tidak semua bahan ajaran dapat diungkap dengan tes perbuatan. Tes perbuatan juga membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan biaya yang cukup banyak.
REFERENSI
Athok Fuadi, Sistem Pengembangan Evaluasi, ponorogo : press, 2006
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, jakarta : PT Rineka Cipta, 1997
R. Ibrahim, Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 1995
http://gurupkn.wordpress.com/2008/01/17/evaluasi-pembelajaran/
http://mukhyar.blogspot.com/2007/11/resensi-evaluasi-pendidikan.html